MENAKAR PROSPEK PARLEMEN 2014-2019 (DISKUSI BEM UNAIR 2014, HARI PARLEMEN)

Bulan oktober ini merupakan bulan dimana hari parlemen. Dimana kita harus melihat bagaimanakah kedepan parlemen kita. Saat ini Indonesia membutuhkan parlemen yang ideal untuk mencapai sebuah pemerintahan yang efektif. Namun ternyata dalam perkembangannya parlemen kita masih saja belum efektif. Parlemen kita banyak yang masih melakukan gaji buta. Tidur saat rapat, bolos saat rapat dan perilaku yang tidak patut dicontoh lainnya. Tidak hanya itu ricuh saat rapat juga selalu mewarnai dalam parlemen.

Semua itu sebetulnya berakar pada sistem multipartai dalam diri negara Indonesia. Ditambah sistem pemerintahan kita yang Presidensil. Sejatinya keduanya apabila dihubungkan justru menimbulkan dilema yang besar. Partai seharusnya dapat mengakomodir dan mewakili rakyat. Fungsi partai disini adalah sebagai penampung aspirasi rakyat. Partai bisa dibentuk melalui kelompok-kelompok kepentingan. Dimana kelompok tersebut memiliki idelogi yang sama sehingga bersatu untuk membentuk partai. Serta fungsi Ideologi tersebut adalah untuk menampung aspirasi rakyat yang memang sepaham dengan Ideologi Partai.

Saat ini multipartai sangat mengandalkan sebuah koalisi partai. Dan disini yang diutamakan dalam koalsisi partai bukanlah persamaan Ideologi, melainkan kekuasaan. Koalisi partai mengganggu pemerintahan kita diranah eksekutif. Sering kepentingan partai diutamakan untuk masuk kabinet. Dan partai juga mempunyai peran dalam melakukan resufle kabinet atau penentuan siapa yang masuk dalam kabinet. Di ranah legislatif memang memiliki fungsi pengawasan terhadap eksekutif, tetapi semua itu trekadang sangat ketat dalam hal pengawasan. Sehingga pemerintahan menjadi tidak efektif.

Sejatinya yang saat ini terjadi dalam parlemen kita adalah itu. Namun kepengurusan 2014-2019 baru terlaksana. Kita belum melihat perekmbangannya, sejatinya saat ini yang terjadi adalah oposisi bisa menguasai parlemen. Sebetulnya itu sudah tidak lazim lagi, karena memang sistem pemerintahan kita yang presidensil. Dan sistem partai kita yang multipartai. Bisa jadi koalisi itu dikuasai oleh oposisi dan partai koalisi presiden minoritas dalam parlemen.

Disinilah kita akan lihat bagaimana perilaku parlemen kita tahun 2014-2019. Efektifitas parlemen kita sangat kurang, kinerja mereka patut untuk dikawal. Apakah sudah mewakili rakyat atau belum. Dan bagaimana dia bisa bersinkronisasi dengan eksekutif dengan kondisi yang seperti ini. Apakah sangat ketat dalam mengawasi eksekutif ataukah tidak.

Kharisma Firdaus
Mahasiswa Biasa Peduli Nasib Bangsa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CRITIKAL REVIEW BUKU FRANZ MAGNIS SUSENO: ETIKA JAWA

REVIEW BUKU SOEMARSAID MOERTONO: NEGARA DAN USAHA BINA-NEGARA DIMASA LAMPAU

Kontrak Sosial Montesquieu dan Rousseau