DKI JAKARTA MEMANAS, CALON BONEKA ATAU BUKAN

Pemilihan Umum serentak 2017 akan segera berlangsung diawal 2017 nanti. Pemilihan tersebut akan mengikutsertakan salah satu daerah yang selalu ramai dalam pesta demokrasi ini, yaitu DKI Jakarta. DKI Jakarta memiliki sistem pencalonan berbeda karena bisa mencalonkan calon dari luar DKI Jakarta, bisa dibilang sebuah Pilpres mini. Awal tahun 2016 DKI mulai memanas dengan munculnya banyak calon Gurbenur, mulai dari Ridwan Kamil, Tri Rismaharini, Adiansyah Daut hingga Sandiaga Uno. Banyak surve-surve yang mulai melihat elektabilitas calon yang bermunculan tersebut, namun saat ini justru sebaliknya, lagi-lagi calon kembali bermunculan. Salah satu pengacara dan ketua partai PBB (Partai Bulan Bintang) Yuzril juga ikut dalam pencalonan, Anggota DPRD DKI Jakarta yang sering berkonflik dengan Ahok, Haji Lulung juga ikut mencalonkan diri, terakhir salah satu musisi dan penyanyi Ahmad Dhani ikut dalam bursa calon Gurbenur DKI didukung oleh partai PKB.

Saat ini yang tidak terdengar dalam isu pencalonan adalah Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya ini sudah tidak terdengar suaranya dalam pencalonan Gurbenur DKI Jakarta. Bu Risma sendiri dalam surve elektabilitas pencalonan Gurbenur DKI juga tidak memiliki suara yang kuat, jadi memang praktis saat ini Bu Risma tidak terdengar lagi suaranya. Karena memang bisa jadi Bu Risma lebih memilih untuk maju sebagai Calon Gurbenur Jawa Timur.

Dalam pencalonan DKI Jakarta, yang paling bergerak begitu cepat adalah Gerindra. Partai tersebut menjaring beberapa calon potensial untuk diusung sebagai calon Gurbenur DKI Jakarta. Pengusaha Sandiaga Uno misalnya yang sudah mendekati Partai Gerindra dan siap diusung melalui partai tersebut. Posisi Partai Gerindra disini sebenarnya menunggu sikap dari Ridwan Kamil, wali kota Bandung ini benar-benar didekati oleh Gerindra dalam pencalonan Gurbenur DKI. Keseriusan tersebut diwujudkan dengan kerjasama antara Gerindra dan PKS. Ridwan Kamil adalah Wali Kota Bandung yang diusung oleh Partai PKS.

DKI Jakarta memiliki PR yang begitu serius, tidak sembarang orang bisa memimpin DKI, karena disini harus memiliki kabasitas dan kapabilitas dalam memimpin DKI. Oleh karena itu, disini sangat berhati-hati akan adanya calon boneka, misal saja Ahmad Dhani, apakah PKB benar-benar serius untuk mengusungnya ? jangan-jangan seperti pencalonan Rhoma Irama saat Pemilihan Presiden kemarin, atau mungkin Ridwal Kamil, secara elektabilitas sebetulnya Ridwan Kamil tidak cukup kuat dibandingkan Ahok. Motif dibalik pencalonan Ridwan Kamil sebagai Gurbenur DKI Jakarta adalah untuk melawan Jokowi pada Pemilihan Presiden selanjutnya dari Gerindra dan PKS, namun kenapa harus DKI ? apakah Jawa Barat tidak cukup ? Ridwan Kamil justru lebih berpotensi untuk maju sebagai Gurbenur Jawa Barat dari pada maju sebagai Gurbenur DKI Jakarta. Akan sangat sulit apabila memimpin DKI, apalagi dihadapkan oleh salah satu calon terkuat juga yaitu Ahok yang siap diusung PDI Perjuangan, sebagai partai mayoritas di DPRD DKI Jakarta.

DKI memang sebagai ladang dalam setiap penyelenggaraan pemilihan umum, dimana arus urbanisasi, gedung-gedung pemerintahan pusat dan sebagai ibukota negara menjadikan DKI sebagai daerah khusus serta selalu menyimpan sebuah hingar-bingar pesta demokrasi setiap pelaksanaannya. Tidak mudah dalam memimpin DKI, setiap calon harus berfikir ulang dalam pencalonannya dan sebagai sorang pemimpin atau calon pemimpin seharusnya bisa menyadari apakah dirinya hanya dijadikan boneka atau dimanfaatkan, apakah dirinya memang murni mau mencalonkan diri dan partainya siap untuk mendukung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CRITIKAL REVIEW BUKU FRANZ MAGNIS SUSENO: ETIKA JAWA

REVIEW BUKU SOEMARSAID MOERTONO: NEGARA DAN USAHA BINA-NEGARA DIMASA LAMPAU

Kontrak Sosial Montesquieu dan Rousseau